Ilustrasi bis |
Setelah sekian jauh saya berjalan
akhirnya sampai juga di jalan yang biasa dilewati oleh bis. Saat itu waktu menunjukkan
sekitar setengah tujuh malam. Keadaan di tempat itu mulai terlihat sepi, saya
hanya bisa berdiri di pinggir jalan sambil menunggu bis.
Setelah sekian lama saya
menunggu tak melihat bis satu pun, tapi saya tetap mencoba bersabar, serta
berharap bis yang menuju bandung segera datang, bis apapun itu, yang penting
saya bisa secepatnya naik dan istirahat di dalamnya.
Baranga bawaan yang diberikan
oleh kedua orang tuaku masih saya jaga. Isinya ada nasi dan oleh-oleh buat kawan saya di Bandung.
Tidak berapa lama kemudian datanglah
satu bis, saya tidak terlalu jelas melihat nama bis itu, namun jalannya amat
lamban. Tapi saya merasa curiga dengan bis itu, jangan-jangan ada sesuatu, jangankan
ada keinginan untuk naik, melihatnya pun sudah agak menghawatirkan. Saya
memutuskan untuk menuggu bis yang lain karena khawatir bis itu ada masalah, dan
kendekturnya pun tidak menawarkan saya untuk naik. Entah karena saya tidak
terlihat atau ada alasan lain.
Dengar perasaan resah saya menunggu bis yang
selanjutnya, keadaaan sekitar semakin larut dan sepi, meskipun demikian sesekali di
jalanan masih terdapat kendaraan yang lalu lalang, baik kendaraan pribadi,
angkot, sampai muda-mudi yang jalan-jalan sambil berpasangan. Saya tak peduli, yang kutunggu hanyalah bis yang menuju arah bandung.
Tak lama kemudian nampak
satu bis yang datang dari arah sukabumi. Saya segera bersiap-siap, saya lihat dulu nama yang terpampang di depannya, khawatir salah bis, terhanyata bis Hi*a Pu**a,
ya ini adalah bis yang menuju ke Bandung. Dari kejauhan kendekturnya
teriak-teriak “bandung-bandung,
akhir-akhir” maksudnya mungkin Bis menuju Bandung dan bis itu yang
terakhir. Saya mengacungkan tangan, lalu bis merapat ke pinggur jalan, saya berlari
meuju pintu dan disambut oleh kendektur itu, pada saat saya naik si kendektur
itu turun, tak tahu menuju ke mana.
Setibanya di dalam saya masih dapat kursi di
paling belakang. Saya bersyukur masih bisa duduk, akhirnya saya menikmati
suasana itu dengan merebahkan tubuhku di atas kursi, meskipun tak senyaman bis
yang berAC tapi tetap saya bisa istirahat di dalam bis tersebut.
Suara pengamen
dan pedagang asong terdengar ramai, pengamen menyanyikan lagu band Angkasa, namun
tak begitu jelas terdengarnya. Pedagang juga demikian, mereka menawarkan produk
bawaannya, mulai dari gorengan sampai minuman, semuanya turut serta meramaikan
keadaan.
Bis melaju dengan cepat, tiba-tiba para pedagang dan
pengamen mengarah ke belakang, mungkin mereka mempersiapkan untuk turun di
depan dan mencari bis yang lain. Akan tetapi mereka ramai-ramai mebicarakan
kendektur bis yang sedang ditumpangi sekarang, mereka mengatakan kendekturnya
hilang, dan ternyata kendektunya memang benar-benar hilang karena ketinggalan
pada saat saya naik tadi. Anehnya dia tidak tahu ke mana, entah sengaja atau
tidak dia turun tadi.
Tak lama kemudian seseorang datang dari depan, dia memakai
kemeja ungu tua kotak-kotak dan memakai topi tetapi dibalik ke belakang. Di telinga kirinya menggunakan anting-anting. Kulitnya juga cukup gelap, mungkin karena sudah terbiasa di jalanan. Dia memegang uang, dugaan saya dia kendektur
cadangan, dia juga menghampiri saya lalu meminta ongkos, saya berikan uangnya
dan menunggu kembalian. Sambil menghitung uang kembalian dia ngobrol sama
pedagang dan pengamen yang berkumpul dan berdiri di belakang. Nampaknya mereka sudah akrab “nyaeta atu kendekturna
tinggaleun tadi (kendekturnya ketinggalan tadi)” ucap kendektur cadangan
tadi. “euh na kumaha atu supir teh meni
teu inget ka kendekturna, tadi waktu si aa ieu naek (gimana atu sopir teh
ga inget sama kendekturnya, tadi waktu si aa itu naik)” kata salah seorang pedagang sambil meunjuk saya.
Saya hanya
terdiam sambil tersenyum, “ko
bisa-bisanya kendektur hilang atau ketinggalan” ucap saya dalam hati,
akhirnya saya melanjutkan istirahatku meski diterpa AG alias angin gelebug karena duduknya di dekat
pintu belakang yang terbuka, dan sekarang yang sibuk untuk mengatur penumpang
adalah kendektur cadangannya, dan bis juga melaju dengan cepat menuju kota Kembang.
Share This :
0 comments