ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

Kendektur Yang Hilang

Monday, February 25, 2013
Ilustrasi bis
Setelah sekian jauh saya berjalan akhirnya sampai juga di jalan yang biasa dilewati oleh bis. Saat itu waktu menunjukkan sekitar setengah tujuh malam. Keadaan di tempat itu mulai terlihat sepi, saya hanya bisa berdiri di pinggir jalan sambil menunggu bis.
Setelah sekian lama saya menunggu tak melihat bis satu pun, tapi saya tetap mencoba bersabar, serta berharap bis yang menuju bandung segera datang, bis apapun itu, yang penting saya bisa secepatnya naik dan istirahat di dalamnya. 
Baranga bawaan yang diberikan oleh kedua orang tuaku masih saya jaga. Isinya ada nasi dan oleh-oleh buat kawan saya di Bandung. 
Tidak berapa lama kemudian datanglah satu bis, saya tidak terlalu jelas melihat nama bis itu, namun jalannya amat lamban. Tapi saya merasa curiga dengan bis itu, jangan-jangan ada sesuatu, jangankan ada keinginan untuk naik, melihatnya pun sudah agak menghawatirkan. Saya memutuskan untuk menuggu bis yang lain karena khawatir bis itu ada masalah, dan kendekturnya pun tidak menawarkan saya untuk naik. Entah karena saya tidak terlihat atau ada alasan lain. 
Dengar perasaan resah saya menunggu bis yang selanjutnya, keadaaan sekitar semakin larut dan sepi, meskipun demikian sesekali di jalanan masih terdapat kendaraan yang lalu lalang, baik kendaraan pribadi, angkot, sampai muda-mudi yang jalan-jalan sambil berpasangan. Saya tak peduli, yang kutunggu hanyalah bis yang menuju arah bandung. 
Tak lama kemudian nampak satu bis yang datang dari arah sukabumi. Saya segera bersiap-siap, saya lihat dulu nama yang terpampang di depannya, khawatir salah bis, terhanyata bis Hi*a Pu**a, ya ini adalah bis yang menuju ke Bandung. Dari kejauhan kendekturnya teriak-teriak “bandung-bandung, akhir-akhir” maksudnya mungkin Bis menuju Bandung dan bis itu yang terakhir. Saya mengacungkan tangan, lalu bis merapat ke pinggur jalan, saya berlari meuju pintu dan disambut oleh kendektur itu, pada saat saya naik si kendektur itu turun, tak tahu menuju ke mana. 
Setibanya di dalam saya masih dapat kursi di paling belakang. Saya bersyukur masih bisa duduk, akhirnya saya menikmati suasana itu dengan merebahkan tubuhku di atas kursi, meskipun tak senyaman bis yang berAC tapi tetap saya bisa istirahat di dalam bis tersebut. 
Suara pengamen dan pedagang asong terdengar ramai, pengamen menyanyikan lagu band Angkasa, namun tak begitu jelas terdengarnya. Pedagang juga demikian, mereka menawarkan produk bawaannya, mulai dari gorengan sampai minuman, semuanya turut serta meramaikan keadaan.
Bis melaju dengan cepat, tiba-tiba para pedagang dan pengamen mengarah ke belakang, mungkin mereka mempersiapkan untuk turun di depan dan mencari bis yang lain. Akan tetapi mereka ramai-ramai mebicarakan kendektur bis yang sedang ditumpangi sekarang, mereka mengatakan kendekturnya hilang, dan ternyata kendektunya memang benar-benar hilang karena ketinggalan pada saat saya naik tadi. Anehnya dia tidak tahu ke mana, entah sengaja atau tidak dia turun tadi. 
Tak lama kemudian seseorang datang dari depan, dia memakai kemeja ungu tua kotak-kotak dan memakai topi tetapi dibalik ke belakang. Di telinga kirinya menggunakan anting-anting. Kulitnya juga cukup gelap, mungkin karena sudah terbiasa di jalanan. Dia memegang uang, dugaan saya dia kendektur cadangan, dia juga menghampiri saya lalu meminta ongkos, saya berikan uangnya dan menunggu kembalian. Sambil menghitung uang kembalian dia ngobrol sama pedagang dan pengamen yang berkumpul dan berdiri di belakang. Nampaknya mereka sudah akrab “nyaeta atu kendekturna tinggaleun tadi (kendekturnya ketinggalan tadi)” ucap kendektur cadangan tadi. “euh na kumaha atu supir teh meni teu inget ka kendekturna, tadi waktu si aa ieu naek (gimana atu sopir teh ga inget sama kendekturnya, tadi waktu si aa itu naik)kata salah seorang pedagang sambil meunjuk saya. 
Saya hanya terdiam sambil tersenyum, “ko bisa-bisanya kendektur hilang atau ketinggalan” ucap saya dalam hati, akhirnya saya melanjutkan istirahatku meski diterpa AG alias angin gelebug karena duduknya di dekat pintu belakang yang terbuka, dan sekarang yang sibuk untuk mengatur penumpang adalah kendektur cadangannya, dan bis juga melaju dengan cepat menuju kota Kembang.
Share This :

0 comments